BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem
endokrin
Sistem
endokrin,bersamaan sistem saraf,memungkinkan komunikasi antara bagian-bagian
yang terletak jauh di dalam tubuh. Terdapat 3 komponen dalam sistem endokrin
yang menyekresi pembawa pesan kimia itu
sendiri yang disebut hormon,dan sel atau
organ target yang berespon terhadap hormon tersebut.
Kelenjar
endokrin
Kelenjar endokrin
adalah organ yang menyintesis,menyimpan, dan menyekresi hormon ke dalam
aliran darah. Terdapat banyak kelenjar endokrin di dalam tubuh termasuk
pankreas, tiroid, paratiroid dan sebagian sel usus dan ginjal
Kelenjar
tiroid mulai terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm , yaitu pada akhir bulan
pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan faring antara brachial
pauch pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul difertikulum , yang
kemudian membesar , tumbuh kearah bawah mengalami migrasi kebawah yang akhirnya
melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas , ia berbentuk sebagai dugtus
tiroklosus , yang berawal dari poramen sekum dibasis lidah. Pada umumnya dugtus
ini akan menghilang pada usia dewasa , tetapi pada beberapa keadaan masih
menetap , sehingga dapat terjadi kelenjar disepanjang jalan tersebut , yaitu
antara kartilago tiroid dengan basis lidah. Dengan demikian , kegagalan
menutupnya dugtus akan mengakibatkan terbentuknya kelenjar tiroid yang letaknya
abnormal yang disebut persistensi dugtus tiroglosus. Persistensi dugtus
tiroglosus dapat berupa kista dugtus tiroglosus , tiroid lingual atau tiroid
servikal. Sedangkan desensis yang terlalu jauh akan mengakibatkan tiroid
subternal. Sisa ujung kaudal dugtus tiroglosus ditemukan pada lobus piramidalis
yang menempel di ismus tiroid. Branchial pauch keempatpun ikut membentuk bagian
kelenjar tiroid , dan merupakan asal mula sel-sel paravolikular atau sel C ,
yang memproduksi kalsitonin.
Kelenjar tiroid terletak dibagian bawah leher
, terdiri atas dua lobus , yang dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin
trakhea dua dan tiga. Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar ini pada fasia
pratrakhea sehingga pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan
terangkatnya kelenjar kearah krania yang merupakan ciri khas kelenjar tiroid.
Sifat inilah yang digunakan diklinik untuk menentukan apakah suatu bentukan
dileher berhubungan kelenjar tiroid atau tidak. Setiap lobus tiroid yang
berbentuk lonjong berukuran panjang 2.5-4 cm , leher 1.5-2 cm dan tebal 1-1,5
cm berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan masukan yodium. Pada
orang dewasa beratnya berkisar antara 10-20 gr. Faskularisasi kelenjar tiroid
termasuk amat baik. A.Tiroidea supperior berasal dari a.karotis komunis atau
a.karotis eksterna, a.tiroidea inferior dari a.subklavia, dan a.tiroid ima
berasal dari a.brachiosefalik salah satu cabang arkus aorta. Ternyata setiap
folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler dan limfatik , sedangkan
sistem fenannya berasal dari fleksus perifolikular yang menyatu dipermukaan
membentuk vena teroidea superior, lateral dan inferior. Aliran darah ke
kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gr kelenjar/menit : dalam keadaan hipertoroidism
aliran ini akan meningkat sehingga dengan stetoskop terdengar bissing aliran
darah dengan jelas di ujung bawah kelenjar.
Secara
anatomis dari dua pasang kelenjar paratiroid, sepasang kelenjar paratiroid
menempel dibelakang lobus superior tiroid dan sepasang lagi di lobus medius
sedangkan nerfus laringeus rekuren berjalan disepanjang trakea dibelakang
tiroid.
Pembuluh
getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan fleksus trakealis.
Selanjutnya dari fleksus ini kearah nodus pralaring yang tepat berada diatas
ismus menuju kekelenjar getah bening brachiosefalik dan sebagian ad yang
langsung ke dugtus torasikus. Hubungan getah bening untuk menduga penyebaran
keganasan yang berasal dari kelenjar tiroid
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tiroid ?
2. Bagaimana kerja hormon tiroid ?
3. Apa saja tes-tes fungsi tiroid ?
4. Apa
pengertian dari hyperthyroidism
?
5. Apa manifestasi dari hyperthyroidism
?
6. Apa
pengertian dari hypothyroidism ?
7. Apa penyebab umum dari hypothyroidism ?
8. Apa manifestasi dari hypothyroidism ?
1.3
Tujuan
a.
Agar pembaca mengetahui, mengerti
dan mampu melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan “gangguan tiroid”.
b.
Agar pembaca mengetahui, mengerti,
mampu melaksanakan pengkajian keperawatan
dan membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan “gangguan tiroid”
1.4
Manfaat
a.
Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, mampu melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan “gangguan tiroid”
b.
Mahasiswa
dapat mengetahui, mengerti, mampu melaksanakan pengkajian keperawatan dan
membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan “gangguan tiroid”.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
THYROID
Tiroid adalah suatu kelenjar
endokrin murni berbentuk kupu-kupu yang terdiri atas dua lobus yang dihubungkan
dengan suatu istimus yang terletak tepat dibawah kartilago krikoid pada leher.
(Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)
Kelenjar tiroid menyekresi dua
hormon yang berbeda dari dua jenis sel :
ü Sel
folikel tiroid , yang membuat kelenjar membesar , memproduksi hormon tiroksin
(T4) dan triyodotironin (T3)
ü Sel
parafolikular atau “sel C” , yang merupakan populasi sel minoritas dalam
kelompok kecil diantara sel fplikular yang memproduksi kalsitonin , yang
berperan dalam homeustatis kalsium.
(Price,Sylvia
Anderson : EGC,2005)
2. KERJA
HORMON TIROID
Hormon-hormon tiroid memiliki efek
pada pertumbuhan sel , perkembangan dan metabolisme energi. Efek-efek ini
bersifat genomik , melalui pengaturan ekspresi gen , dan yang tidak bersifat
genomik , melalui efek langsung , pada sitosol sel , membran , mitokondria.
Untuk melengkapi efek ini, hormon tiroid yang tidak terikat , melewati membran
sel secara menyeluruh dan memasuki inti sel , tempat hormon tiroid tersebut
terikat secara khusus dan mengaktifkan reseptor hormon tiroid. Reseptor hormon
tiroid yang diaktifkan kemudian terikat pada inti DNA melalui ikatan DNA ,
meningkatkan transkripsi massanger asam ribonukleat (mRNA) serts sintesis
protein. Lebih dari 30 gen diatur oleh hormon tiroid. Lebih khusus lagi ,
tiroksin dan triodotironin merangsang proses pemindahan elektron penghasil
energi dalam sistem enzim pernafasan mitokondria sel. Rangsangan hormon tiroid
dalam proses oksidatif menyebabkan rangsangan pada termogenesis. Selain itu ,
untuk efek termogenik ini , tiroksin dan triodotironin meningkatkan kerja
epinefrin dengan cara meningkatkan kepekaan reseptor beta terhadap katekolamin.
Hormon tiroid juga merangsang pertumbuhan somatis dan berperan dalam
perkembangan normal sistem saraf pusat. Tidak adanya hormon-hormon ini, membuat
retardasi mental dan kematangan niurologi timbul pada saat lahir dan bayi.
(Price,Sylvia Anderson
: EGC,2005)
3. TES-TES
FUNGSI TIROID
Status fungsional kelenjar tiroid
dapat dipastikan dengan perantaraan tes-tes fungsi tiroid. Tes-tes fungsi ini
sekarang digunakan untuk mendiagnosis penyakit tiroid :
a. Kadar
total tiroksin dan triyodotironin serum
b. Tiroksin
bebas
c. Kadar
TSH serum
d. Ambilan
yodium radioisotop
Kadar tiroksin dan
triyodotironin serum diukur dengan radioligand assay. Pengukuan termasuk hormon
terikat dan hormon yang bebas. Kadar normal tiroksin adalah 4-11 µg/dl ; untuk triyodotironin
kadarnya berkisar dari 80-160 ng/dl. Tiroksin bebas serum mengukur kadar
tiroksin dalam sirkulasi yang secara
metabolik aktif.
Kadar TSH plasma dapat
diukur dengan assay radioimunometrik ; nilai normal dengan assay generasi
ketiga , berkisar dari 0,02 hingga 5,0 µU/ml. Kadar TSH plasma sensitif dan
dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Terdapat kadar yang tinggi
pada pasien dengan hipotiroidism primer , yaitu pasien yang memiliki kadar
tiroksin rendah akibat timbal balik peningkatan pelepasan TSH hipofisis. Sebaliknya,
kadar akan berada dibawah normal pada pasien dengan peningkatan autonom pada
fungsi tiroid (penyakit graves, hiperfungsi nodul tiroid) atau pada pasien yang
menerima dosis penekan hormon tiroid eksogen. Dengan adanya assay
radioimunometrik yang sangat sensitif terhadap TSH , uji ini sendiri dapat
digunakan pada awal penilaian pasien yang diduga memiliki penyakit tiroid.
Beberapa uji dapat digunakan untuk mengukur
respon metabolik teambilan yodium rdioktif di gunakan kadar hormon tiroid dalam sirkulasi namun
uji-uji ini tidak digunakan secara rutin dalam menilai fungsi tiroid secara
klinis. Uji-uji ini terdiri dari laju metabolisme basal (BMR) yang mengukur
jumlah penggunaan oksigen pada keadaan istirahat : kadar kolestrol serum : dan
tanda respon refleks rendon acilis. Pada pasien dengan hipotiroidism , BMR
menurun dan kadar kolestrol serumnya tinggi. Reflek tendon acilis
memperlihatkan relaksasi yang lambat. Keadaan sebaliknya ditemukan pada pasien
dengan hipertiroid.
Tesambilan yodium radiaktif yang di gunakan
untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam mengakap dan mengubah
biodida.pasien meneriam dosis RAE yang akan di tangkap oleh tiroid dan di
pekatkan setelah melewati 24jam. Kemudian radioaktifitas yang ada dalam
kelanjer tioid tersebut di hitung. Normalnya, jumlah radio aktif yang di ambil
berkisar dari 10% hingga 35% dari doses pemberian. Pada hipotiridisme nilaniya
tinggi dan akan rendah bila kelejar tiroid di tekan.
Hipertiroidisme dan
hipotiroidisme adalah dua kelainan fungsional utama yang masing-masing
membutuhgkan peralatan labolatoriun yang dapat di andalkan. Pada kasus yng
berat,mungkin hanya memerlukan sedikit sekali penyelidikan laboratorium yang
mendukung, tetapi tes-tes tambahan perlu untuk mendiaknosis kasus disfungsi
tiroid yang di temukan pada penderita hipotiroidisme dan hipertiroidisme.
(Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)
4. PENYAKIT-PENYAKIT
KELENJAR TIROID
Seperti penyakit endokrin lainya,
penyekit kelenjar tiroid dapat berupa:
a. Pembentukan
hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme)
b. Defisiensi
produksi hormon (hipotiroidisme)
c. Pemebesaran
tiroid (goiter) tanpa bukti adanya pembentukan hormon tiroid apnormal
Selain itu pasien yang
memiliki penyakit sistemik dapat mengalami perubahn metabolisme tiroksin dan
fungsi tiroid. Temuan ini di kenal sebagai sintdrom sakit eutiroid atau
penyakit non tiroid
(Price,Sylvia Anderson
: EGC,2005)
5. EFEK
METABOLIK HORMON TIROID
Hormon tiroid memang satu hormon
yang dibutuhkan oleh hampir semua proses tubuh termasuk proses metabolisme ,
sehingga perubahan hiper atau hipotiroidisme berpengaruh atas sebagai
peristiwa. Efek metaboliknya antara lain seperti tersebut dibawah ini :
a. Termoregulasi
(jelas pada miksedema atau koma miksedema dengan termperatur sub obtimal) dan
kalori genik.
b. Metabolisme
protein. Dalam dosis fisiologis kerjanya bersifat anabolik , tetapi dalam dosis besar bersifat katabolik.
c. Metabolisme
karbohidrat bersifat diabetogenik , karena responsi intesmital meningkat ,
cadangan glikogen hati menipis , demikian pula glikogen otot menipis dan
degradasi insulin meningkat.
d. Metabolisme
lipid. Mesti T4 mempercepat sintesis kolestrol , tetapi proses
degradasi kolestrol dan ekskresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat
sehingga pada hiperfungsi tiroid kolestrol rendah. Sebaliknya pada
hipotiroidisme kolestrol total , kolestrol ester dan fosfolipid meningkat.
e. Vitamin
A. Konfersi provitarnin A menjadi vitamin A dihati memerlukan hormon tiroid.
Sehingga pada hipotiroidisme dapat dijumpai karotenemia , kulit kekuningan.
f. Lain-lain
: gngguan metabolisme kreatin fosfat menyebabkan miopati, tonus traktus
gastroitestinal meninggi , hiperperistaltik. Sehingga sering terjadi diare :
gangguan masalah hati : anemia difesiensi Fe dan hipotiroidisme.
()
6. HYPERTYROIDISM
Hypertiroidism adalah suatu keadaan
hipermetabolik sekunder terhadap peningkatannya kadar triiodothyroinine. (T3)
dan Triroksin (T4) dalam sirkulasi.( )
Hypertiroidisme juga di definisikan
sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormod
tiroid yang berlebihan.
Terdapat dua tipe hipertiroidiseme
sepontan yang paing sering di jumpai :
a. Penyakit
graves . biasnya terjadi pada usia 30 dan 40 tahun dan lebih sering di temukan
pada perempuan
b. Goiter
nodular toksik.
()
7. MANIFESTASI
HYPERTYROIDISM
Manifestasinya adalah kegelisahan ,
intoleransi panas , keringat berlebihan , kelelahan , palpitasi , takikardi ,
dan kehilangan berat badan walaupun nafsu makan baik: peningkatan aktifitas
simpatis meninbulkn mata melebar , tatapan membelalak dan pelupuk mata
pertambat menutup. (MacLenan dan Petty: pedoman diagnostik fisik : jakarta,
1994)
8. PENYEBAB
HYPERTOROIDDISME
Penyebab primer:
a. Penyakit
gravis
b. Gondok
multimoduler hyperfungsional
c. Adenoma
hyperfungsional
Penyebab sekunder
Adenoma
hypofisi penghasil hormon rangsang tyroid.
9. Pemeriksaan
Diagnostik
a. Riwayat
dan pemerksaan fisik yang baik akan membantu mendiagnosis hipertiroisme
b. Pemeriksaan
darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memungkinkan
diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah ditingkat SSP atau kelenjar tiroid
c. Penurunan
lipid serum dapat menyertai hipertiroidisme
Penurunan
senstivitas terhadap insulin ,yang dapat menyebabkan hiperglikemia
10. Komplikasi
a. Aritmia
biasanya terjadi pada pasien yang
mengalami hipertiroidisme dan merupakan gejala yang terjadi pada gangguan
tersebut. Setiap individu yang mengeluhkan aritmia harus dievaluasi untuk
mengetahui terjadinya gangguan tiroid
b. Komplikasi
hipertiroidisme yang megancam jiwa adalah krisis kirotksik (badai tiroid),yag
dapat terjadi secara sepontan pada
pasien hipertiroidisme yang menjalani suatu terapi atau selama pembedahan
kelenjar tiroid,atau dapat terjadi pada pasien yang tidak terdiaognsis
hipertiroidisme. Akibatnya adalah
pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia,agitasi, tremor, hipertrmia (sampai 106 erajat F) dan apabila
tidadiobati, terjadi kematian
11. Penatalaksanaan
a. Penataksanaan
bergantung pada tempat dan penyebab hipertiroidisme
b. Apabila
masalahnya berada pada tigkat kelenjar tiroid, terapi yang biasanya diberikan
adaah obat-obatan antitiroid yang menghambat produksi TH atau obat-obatan
penyekat beta untuk menurunkan hiperresponsensitivitas simptis.Obat-obatan yang
merusak jaringan tiroid juga bisa digunakan. Misalnya, iodin radioaktif yang
diberikan dalam sediaan oral, diserap secara aktif oleh sel tiroid yang
hiperaktif. Setelah masuk , iodin
radioakif merusak sel tesebut. Terapi ini adalah terapi permanen untuk
hipertiroidisme dan sering menyebabkan individu menjadi hipotiroid dan memerlukn penggantian TH
seumur hidup
c. Tiroidektomi parsial atau total dapat menjadi pilihan
terapi. Tiroidektomi total menyebabkan hipertiroidisme , begitu pula
Tiroidektomi parsial.
d. Injeksi
tiroid etamol perkuatan digunakan pada pasien yang memiliki nodula tiroid
benigna dan pasien yang mengalami peningkatan resiko pembedahan akibat penyakit
jantung atau paru,usia lanjut multimordibitas atau dialisis
9 . HIPOTIROIDISME
Hipotiroidisme adalah keadaan dimana efek
hormon tiroid di jaringan kurang. Hipotiroidisme disebabkan oleh kelainan
struktur atau fungsional yang mengganggu pembentukan hormon tiroid dalam jumlah
memedai. Seperti pada kasus hipotiroidisme,penyakit ini kadang dibagi menjadi
kategori primer dan sekunder,tergantung pada apakah hipotiroidismenya
disebabkan oleh kelainan intrinsik dan kelenjar tiroid atau akibat pebyakit
hipotalamus atau hipofisis. Gambaran klinis hipotiroidisme adalah kritenisme
dan miksedema.
Kretinisme adalah hipotiroidisme
yang yerjadi pada masa bayi atau masa anak awal. Walaupun jarang, kreatisme
dapat terjadi karena akibat kelainan metabolisme bawaan(defisiensi enzim) yang
mengganggu biosintesis hormon tiroid.Gambaran klinis kreatinisme adalah
gangguan perkembangan sistem tulang dan susunan saraf pusat, disertai retedesi
mental bera, tubuh pendek, wajah kasar, lidah menonjol dan hernia umbilikalis
Hipotiroidisme
yang terjadi pada anak yang lebi hdewasa atau orang dewasa menyebabkan keadaan
yang disebut miksedema. Manifestasi miksedema mencakup apati generalisata dan
kelambanan mental pada tahap awal mirip dengan depresi. Pasien dengan miksedema
tampak lesu, tidak tahan dingin dan sering kegemukan
d. Penyebab
hipotiroidisme
Sebab
terjadinya hipotiroidisme dibedakan atas hipotiroidisme sentral dan primer
Hipotiroidisme
Sentral (HS)
Apabila
gangguan faal tiroid terjadi karena kegagalan hipofisis, maka disebut
hipotiroidisme sekunder (HS), sedang apabila kegaga;an terletak di hipotalamus
disebut hipotiroidisme tertier 50% HS terjadi karena tumor hipofisis.
Keluhan
klinis tidak hanya karena desakan tumor, gangguan fisus, sakit kepala, tetapi
juga karna produksi hormon yang berlebih (ACTH): penyakit cushing, hormon
pertumbuhan, akromegali prolaktin, galaktoria pada wanita dan impotensi pada
pria. Urutan kegagalan hormon akibat desakan tumor hiposis lobus anterior
adalah : ganodotcrophin : ACT, hormon hipofisis, dan TSH besar
Hipotiroidisme
Primer (HP)
Hipogenesis,
kelenjar tiroid. Hormon berkurang akibat anatomi kelenjar. Jarag ditemukan,
tetapi merupakan etiologi terbanyak dari hipotiroidisme kongenital dinegara
barat. Umumnya ditemukan pada program skrening masal.
Kerusakan tiroid dapat karena
1. Operasi
2. Raadiasi
3. Tiroiditis
autoimun
4. Karsinoma
5. Tiroiditis
subakut
6. Dishormonogenesis
7. Atrofi
.
e. Manifestasi
klinis
·
Kelembapan, berpikir lambat, dan gerakan
yang canggung dan lambat
·
Penuruan frekunsi jantung, pembesaran
jantung,(jantung miksedema) dan penurunan curah jantung
·
Pembengkakan dan edema kulit terutama
dibawah mata dan pergelangan kaki.
·
Intoleransi terhadap suhu dingin
·
Penurunan laju metabolisme penurunan
kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan absorsi zat gizi yang melewati usus
·
Konstipasi
·
Perubahan fungs reproduksi
·
Kulit kering dan bersisik serta rambut
kepala serta rambut yang tipis dan rapuh
A.
Perangkat dagnostik
1. Riwayat
dan pemeriksaan fisik yang baik akan membantu diagnosis hipotiroidism
2. Pemeriksaan
darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4) TSH dan TRH akan memungkinkan
diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah ditingkat sistem saraf pusat dan
tiroid
B.
Penatalaksanaan
1. Terapi
selalu mencakup penggantian hormon tiroid dengan tiroksin sintetik
2. Untuk
goiter endemik, penggantian iodida dapat mengurangi gejala
3. Apaila
penyebab hipotiroidsm berkaitan dengan tumor sistem saraf pusat, hipotiroidsme
dapat diobati denga kemterapi, radias, pembedahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar