Jumat, 27 November 2015

MAKALAH TIROID

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Sistem endokrin
Sistem endokrin,bersamaan sistem saraf,memungkinkan komunikasi antara bagian-bagian yang terletak jauh di dalam tubuh. Terdapat 3 komponen dalam sistem endokrin yang menyekresi  pembawa pesan kimia itu sendiri yang disebut hormon,dan sel atau  organ target yang berespon terhadap hormon tersebut.
Kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin  adalah organ yang menyintesis,menyimpan, dan menyekresi hormon ke dalam aliran darah. Terdapat banyak kelenjar endokrin di dalam tubuh termasuk pankreas, tiroid, paratiroid dan sebagian sel usus dan ginjal
Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm , yaitu pada akhir bulan pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan faring antara brachial pauch pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul difertikulum , yang kemudian membesar , tumbuh kearah bawah mengalami migrasi kebawah yang akhirnya melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas , ia berbentuk sebagai dugtus tiroklosus , yang berawal dari poramen sekum dibasis lidah. Pada umumnya dugtus ini akan menghilang pada usia dewasa , tetapi pada beberapa keadaan masih menetap , sehingga dapat terjadi kelenjar disepanjang jalan tersebut , yaitu antara kartilago tiroid dengan basis lidah. Dengan demikian , kegagalan menutupnya dugtus akan mengakibatkan terbentuknya kelenjar tiroid yang letaknya abnormal yang disebut persistensi dugtus tiroglosus. Persistensi dugtus tiroglosus dapat berupa kista dugtus tiroglosus , tiroid lingual atau tiroid servikal. Sedangkan desensis yang terlalu jauh akan mengakibatkan tiroid subternal. Sisa ujung kaudal dugtus tiroglosus ditemukan pada lobus piramidalis yang menempel di ismus tiroid. Branchial pauch keempatpun ikut membentuk bagian kelenjar tiroid , dan merupakan asal mula sel-sel paravolikular atau sel C , yang memproduksi kalsitonin.
                        Kelenjar tiroid terletak dibagian bawah leher , terdiri atas dua lobus , yang dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin trakhea dua dan tiga. Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar ini pada fasia pratrakhea sehingga pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar kearah krania yang merupakan ciri khas kelenjar tiroid. Sifat inilah yang digunakan diklinik untuk menentukan apakah suatu bentukan dileher berhubungan kelenjar tiroid atau tidak. Setiap lobus tiroid yang berbentuk lonjong berukuran panjang 2.5-4 cm , leher 1.5-2 cm dan tebal 1-1,5 cm berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan masukan yodium. Pada orang dewasa beratnya berkisar antara 10-20 gr. Faskularisasi kelenjar tiroid termasuk amat baik. A.Tiroidea supperior berasal dari a.karotis komunis atau a.karotis eksterna, a.tiroidea inferior dari a.subklavia, dan a.tiroid ima berasal dari a.brachiosefalik salah satu cabang arkus aorta. Ternyata setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler dan limfatik , sedangkan sistem fenannya berasal dari fleksus perifolikular yang menyatu dipermukaan membentuk vena teroidea superior, lateral dan inferior. Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gr kelenjar/menit : dalam keadaan hipertoroidism aliran ini akan meningkat sehingga dengan stetoskop terdengar bissing aliran darah dengan jelas di ujung bawah kelenjar.
Secara anatomis dari dua pasang kelenjar paratiroid, sepasang kelenjar paratiroid menempel dibelakang lobus superior tiroid dan sepasang lagi di lobus medius sedangkan nerfus laringeus rekuren berjalan disepanjang trakea dibelakang tiroid.
Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan fleksus trakealis. Selanjutnya dari fleksus ini kearah nodus pralaring yang tepat berada diatas ismus menuju kekelenjar getah bening brachiosefalik dan sebagian ad yang langsung ke dugtus torasikus. Hubungan getah bening untuk menduga penyebaran keganasan yang berasal dari kelenjar tiroid

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari tiroid ?
2.      Bagaimana kerja hormon tiroid ?
3.      Apa saja tes-tes fungsi tiroid ?
4.      Apa pengertian dari hyperthyroidism ?
5.      Apa manifestasi dari hyperthyroidism ?
6.      Apa pengertian dari hypothyroidism ?
7.      Apa penyebab umum dari hypothyroidism ?
8.      Apa manifestasi dari hypothyroidism ?

1.3              Tujuan
a.              Agar pembaca mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan “gangguan tiroid”.
b.             Agar pembaca mengetahui, mengerti, mampu melaksanakan pengkajian keperawatan  dan membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan “gangguan tiroid

1.4              Manfaat
a.              Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan “gangguan tiroid
b.             Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, mampu melaksanakan pengkajian keperawatan dan membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tiroid”.


BAB II
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN THYROID
Tiroid adalah suatu kelenjar endokrin murni berbentuk kupu-kupu yang terdiri atas dua lobus yang dihubungkan dengan suatu istimus yang terletak tepat dibawah kartilago krikoid pada leher. (Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)
Kelenjar tiroid menyekresi dua hormon yang berbeda dari dua jenis sel :
ü  Sel folikel tiroid , yang membuat kelenjar membesar , memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3)
ü  Sel parafolikular atau “sel C” , yang merupakan populasi sel minoritas dalam kelompok kecil diantara sel fplikular yang memproduksi kalsitonin , yang berperan dalam homeustatis kalsium.
(Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)
2.      KERJA HORMON TIROID
Hormon-hormon tiroid memiliki efek pada pertumbuhan sel , perkembangan dan metabolisme energi. Efek-efek ini bersifat genomik , melalui pengaturan ekspresi gen , dan yang tidak bersifat genomik , melalui efek langsung , pada sitosol sel , membran , mitokondria. Untuk melengkapi efek ini, hormon tiroid yang tidak terikat , melewati membran sel secara menyeluruh dan memasuki inti sel , tempat hormon tiroid tersebut terikat secara khusus dan mengaktifkan reseptor hormon tiroid. Reseptor hormon tiroid yang diaktifkan kemudian terikat pada inti DNA melalui ikatan DNA , meningkatkan transkripsi massanger asam ribonukleat (mRNA) serts sintesis protein. Lebih dari 30 gen diatur oleh hormon tiroid. Lebih khusus lagi , tiroksin dan triodotironin merangsang proses pemindahan elektron penghasil energi dalam sistem enzim pernafasan mitokondria sel. Rangsangan hormon tiroid dalam proses oksidatif menyebabkan rangsangan pada termogenesis. Selain itu , untuk efek termogenik ini , tiroksin dan triodotironin meningkatkan kerja epinefrin dengan cara meningkatkan kepekaan reseptor beta terhadap katekolamin. Hormon tiroid juga merangsang pertumbuhan somatis dan berperan dalam perkembangan normal sistem saraf pusat. Tidak adanya hormon-hormon ini, membuat retardasi mental dan kematangan niurologi timbul pada saat lahir dan bayi.
(Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)


3.      TES-TES FUNGSI TIROID
Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantaraan tes-tes fungsi tiroid. Tes-tes fungsi ini sekarang digunakan untuk mendiagnosis penyakit tiroid :
a.       Kadar total tiroksin dan triyodotironin serum
b.      Tiroksin bebas
c.       Kadar TSH serum
d.      Ambilan yodium radioisotop
Kadar tiroksin dan triyodotironin serum diukur dengan radioligand assay. Pengukuan termasuk hormon terikat dan hormon yang bebas. Kadar normal tiroksin adalah 4-11 µg/dl ; untuk triyodotironin kadarnya berkisar dari 80-160 ng/dl. Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin  dalam sirkulasi yang secara metabolik aktif.
Kadar TSH plasma dapat diukur dengan assay radioimunometrik ; nilai normal dengan assay generasi ketiga , berkisar dari 0,02 hingga 5,0 µU/ml. Kadar TSH plasma sensitif dan dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Terdapat kadar yang tinggi pada pasien dengan hipotiroidism primer , yaitu pasien yang memiliki kadar tiroksin rendah akibat timbal balik peningkatan pelepasan TSH hipofisis. Sebaliknya, kadar akan berada dibawah normal pada pasien dengan peningkatan autonom pada fungsi tiroid (penyakit graves, hiperfungsi nodul tiroid) atau pada pasien yang menerima dosis penekan hormon tiroid eksogen. Dengan adanya assay radioimunometrik yang sangat sensitif terhadap TSH , uji ini sendiri dapat digunakan pada awal penilaian pasien yang diduga memiliki penyakit tiroid.
                        Beberapa uji dapat digunakan untuk mengukur respon metabolik teambilan yodium rdioktif di gunakan  kadar hormon tiroid dalam sirkulasi namun uji-uji ini tidak digunakan secara rutin dalam menilai fungsi tiroid secara klinis. Uji-uji ini terdiri dari laju metabolisme basal (BMR) yang mengukur jumlah penggunaan oksigen pada keadaan istirahat : kadar kolestrol serum : dan tanda respon refleks rendon acilis. Pada pasien dengan hipotiroidism , BMR menurun dan kadar kolestrol serumnya tinggi. Reflek tendon acilis memperlihatkan relaksasi yang lambat. Keadaan sebaliknya ditemukan pada pasien dengan hipertiroid.
                        Tesambilan yodium radiaktif yang di gunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam mengakap dan mengubah biodida.pasien meneriam dosis RAE yang akan di tangkap oleh tiroid dan di pekatkan setelah melewati 24jam. Kemudian radioaktifitas yang ada dalam kelanjer tioid tersebut di hitung. Normalnya, jumlah radio aktif yang di ambil berkisar dari 10% hingga 35% dari doses pemberian. Pada hipotiridisme nilaniya tinggi dan akan rendah bila kelejar tiroid di tekan.
Hipertiroidisme dan hipotiroidisme adalah dua kelainan fungsional utama yang masing-masing membutuhgkan peralatan labolatoriun yang dapat di andalkan. Pada kasus yng berat,mungkin hanya memerlukan sedikit sekali penyelidikan laboratorium yang mendukung, tetapi tes-tes tambahan perlu untuk mendiaknosis kasus disfungsi tiroid yang di temukan pada penderita hipotiroidisme dan hipertiroidisme. (Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)

4.      PENYAKIT-PENYAKIT KELENJAR TIROID
Seperti penyakit endokrin lainya, penyekit kelenjar tiroid dapat berupa:
a.       Pembentukan hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme)
b.      Defisiensi produksi hormon (hipotiroidisme)
c.       Pemebesaran tiroid (goiter) tanpa bukti adanya pembentukan hormon tiroid apnormal
Selain itu pasien yang memiliki penyakit sistemik dapat mengalami perubahn metabolisme tiroksin dan fungsi tiroid. Temuan ini di kenal sebagai sintdrom sakit eutiroid atau penyakit non tiroid
(Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)

5.      EFEK METABOLIK HORMON TIROID
Hormon tiroid memang satu hormon yang dibutuhkan oleh hampir semua proses tubuh termasuk proses metabolisme , sehingga perubahan hiper atau hipotiroidisme berpengaruh atas sebagai peristiwa. Efek metaboliknya antara lain seperti tersebut dibawah ini :
a.       Termoregulasi (jelas pada miksedema atau koma miksedema dengan termperatur sub obtimal) dan kalori genik.
b.      Metabolisme protein. Dalam dosis fisiologis kerjanya bersifat anabolik , tetapi dalam  dosis besar bersifat katabolik.
c.       Metabolisme karbohidrat bersifat diabetogenik , karena responsi intesmital meningkat , cadangan glikogen hati menipis , demikian pula glikogen otot menipis dan degradasi insulin meningkat.
d.      Metabolisme lipid. Mesti T4 mempercepat sintesis kolestrol , tetapi proses degradasi kolestrol dan ekskresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat sehingga pada hiperfungsi tiroid kolestrol rendah. Sebaliknya pada hipotiroidisme kolestrol total , kolestrol ester dan fosfolipid meningkat.
e.       Vitamin A. Konfersi provitarnin A menjadi vitamin A dihati memerlukan hormon tiroid. Sehingga pada hipotiroidisme dapat dijumpai karotenemia , kulit kekuningan.
f.       Lain-lain : gngguan metabolisme kreatin fosfat menyebabkan miopati, tonus traktus gastroitestinal meninggi , hiperperistaltik. Sehingga sering terjadi diare : gangguan masalah hati : anemia difesiensi Fe dan hipotiroidisme.
()
6.      HYPERTYROIDISM
Hypertiroidism adalah suatu keadaan hipermetabolik sekunder terhadap peningkatannya kadar triiodothyroinine. (T3) dan Triroksin (T4) dalam sirkulasi.( )
Hypertiroidisme juga di definisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormod tiroid yang berlebihan.
Terdapat dua tipe hipertiroidiseme sepontan yang paing sering di jumpai :
a.       Penyakit graves . biasnya terjadi pada usia 30 dan 40 tahun dan lebih sering di temukan pada perempuan
b.      Goiter nodular toksik.
()

7.      MANIFESTASI HYPERTYROIDISM
Manifestasinya adalah kegelisahan , intoleransi panas , keringat berlebihan , kelelahan , palpitasi , takikardi , dan kehilangan berat badan walaupun nafsu makan baik: peningkatan aktifitas simpatis meninbulkn mata melebar , tatapan membelalak dan pelupuk mata pertambat menutup. (MacLenan dan Petty: pedoman diagnostik fisik : jakarta, 1994)

8.      PENYEBAB HYPERTOROIDDISME
Penyebab primer:
a.       Penyakit gravis
b.      Gondok multimoduler hyperfungsional
c.       Adenoma hyperfungsional

Penyebab sekunder
Adenoma hypofisi penghasil hormon rangsang tyroid.

9.      Pemeriksaan  Diagnostik
a.       Riwayat dan pemerksaan fisik yang baik akan membantu mendiagnosis hipertiroisme
b.      Pemeriksaan darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memungkinkan diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah ditingkat SSP atau kelenjar tiroid
c.       Penurunan lipid serum dapat menyertai hipertiroidisme
Penurunan senstivitas terhadap insulin ,yang dapat menyebabkan hiperglikemia

10.  Komplikasi
a.       Aritmia biasanya terjadi  pada pasien yang mengalami hipertiroidisme dan merupakan gejala yang terjadi pada gangguan tersebut. Setiap individu yang mengeluhkan aritmia harus dievaluasi untuk mengetahui terjadinya gangguan tiroid
b.      Komplikasi hipertiroidisme yang megancam jiwa adalah krisis kirotksik (badai tiroid),yag dapat terjadi secara sepontan  pada pasien hipertiroidisme yang menjalani suatu terapi atau selama pembedahan kelenjar tiroid,atau dapat terjadi pada pasien yang tidak terdiaognsis hipertiroidisme.  Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,agitasi, tremor, hipertrmia (sampai 106 erajat F) dan apabila tidadiobati, terjadi kematian

11.  Penatalaksanaan
a.       Penataksanaan bergantung pada tempat dan penyebab hipertiroidisme
b.      Apabila masalahnya berada pada tigkat kelenjar tiroid, terapi yang biasanya diberikan adaah obat-obatan antitiroid yang menghambat produksi TH atau obat-obatan penyekat beta untuk menurunkan hiperresponsensitivitas simptis.Obat-obatan yang merusak jaringan tiroid juga bisa digunakan. Misalnya, iodin radioaktif yang diberikan dalam sediaan oral, diserap secara aktif oleh sel tiroid yang hiperaktif.  Setelah masuk , iodin radioakif merusak sel tesebut. Terapi ini adalah terapi permanen untuk hipertiroidisme dan sering menyebabkan individu menjadi    hipotiroid dan memerlukn penggantian TH seumur hidup
c.       Tiroidektomi  parsial atau total dapat menjadi pilihan terapi. Tiroidektomi total menyebabkan hipertiroidisme , begitu pula Tiroidektomi  parsial.
d.      Injeksi tiroid etamol perkuatan digunakan pada pasien yang memiliki nodula tiroid benigna dan pasien yang mengalami peningkatan resiko pembedahan akibat penyakit jantung atau paru,usia lanjut multimordibitas atau dialisis


9 .       HIPOTIROIDISME
            Hipotiroidisme adalah keadaan dimana efek hormon tiroid di jaringan kurang. Hipotiroidisme disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsional yang mengganggu pembentukan hormon tiroid dalam jumlah memedai. Seperti pada kasus hipotiroidisme,penyakit ini kadang dibagi menjadi kategori primer dan sekunder,tergantung pada apakah hipotiroidismenya disebabkan oleh kelainan intrinsik dan kelenjar tiroid atau akibat pebyakit hipotalamus atau hipofisis. Gambaran klinis hipotiroidisme adalah kritenisme dan miksedema.
Kretinisme adalah hipotiroidisme yang yerjadi pada masa bayi atau masa anak awal. Walaupun jarang, kreatisme dapat terjadi karena akibat kelainan metabolisme bawaan(defisiensi enzim) yang mengganggu biosintesis hormon tiroid.Gambaran klinis kreatinisme adalah gangguan perkembangan sistem tulang dan susunan saraf pusat, disertai retedesi mental bera, tubuh pendek, wajah kasar, lidah menonjol dan hernia umbilikalis
            Hipotiroidisme yang terjadi pada anak yang lebi hdewasa atau orang dewasa menyebabkan keadaan yang disebut miksedema. Manifestasi miksedema mencakup apati generalisata dan kelambanan mental pada tahap awal mirip dengan depresi. Pasien dengan miksedema tampak lesu, tidak tahan dingin dan sering kegemukan


d.      Penyebab hipotiroidisme
Sebab terjadinya hipotiroidisme dibedakan atas hipotiroidisme sentral dan primer
Hipotiroidisme Sentral (HS)
Apabila gangguan faal tiroid terjadi karena kegagalan hipofisis, maka disebut hipotiroidisme sekunder (HS), sedang apabila kegaga;an terletak di hipotalamus disebut hipotiroidisme tertier 50% HS terjadi karena tumor hipofisis.
Keluhan klinis tidak hanya karena desakan tumor, gangguan fisus, sakit kepala, tetapi juga karna produksi hormon yang berlebih (ACTH): penyakit cushing, hormon pertumbuhan, akromegali prolaktin, galaktoria pada wanita dan impotensi pada pria. Urutan kegagalan hormon akibat desakan tumor hiposis lobus anterior adalah : ganodotcrophin : ACT, hormon hipofisis, dan TSH besar
Hipotiroidisme Primer (HP)
Hipogenesis, kelenjar tiroid. Hormon berkurang akibat anatomi kelenjar. Jarag ditemukan, tetapi merupakan etiologi terbanyak dari hipotiroidisme kongenital dinegara barat. Umumnya ditemukan pada program skrening masal.
               Kerusakan tiroid dapat karena
1.      Operasi
2.      Raadiasi
3.      Tiroiditis autoimun
4.      Karsinoma
5.      Tiroiditis subakut
6.      Dishormonogenesis
7.      Atrofi

.
e.       Manifestasi klinis
·         Kelembapan, berpikir lambat, dan gerakan yang canggung dan lambat
·         Penuruan frekunsi jantung, pembesaran jantung,(jantung miksedema) dan penurunan curah jantung
·         Pembengkakan dan edema kulit terutama dibawah mata dan pergelangan kaki.
·         Intoleransi terhadap suhu dingin
·         Penurunan laju metabolisme penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan absorsi zat gizi yang melewati usus
·         Konstipasi
·         Perubahan fungs reproduksi
·         Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala serta rambut yang tipis dan rapuh
A.  Perangkat dagnostik
1.      Riwayat dan pemeriksaan fisik yang baik akan membantu diagnosis hipotiroidism
2.      Pemeriksaan darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4) TSH dan TRH akan memungkinkan diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah ditingkat sistem saraf pusat dan tiroid

B.  Penatalaksanaan
1.      Terapi selalu mencakup penggantian hormon tiroid dengan tiroksin sintetik
2.      Untuk goiter endemik, penggantian iodida dapat mengurangi gejala
3.      Apaila penyebab hipotiroidsm berkaitan dengan tumor sistem saraf pusat, hipotiroidsme dapat diobati denga kemterapi, radias, pembedahan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar