Jumat, 27 November 2015

MAKALAH TUMOR DAN KEGANASAN PADA KULIT

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1     Latar belakang
Tumor kulit merupakan salah dari beberapa jenis tumor pada manusia yana dapat diikuti secara dini karena dapat dilihat dan diraba sejak permulaan. Pengawasan dan penemuan tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus soal tumor melalui media masa (radio, tv, surat kabar dan lain-lain) dan peningkatan kecerdasan masyarakat pada umumnya.
Tumor ganas kulit merupakan hal yang lazim terjadi di beberapa negara dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat. Tumor ganas biasanya memperlihatkan suatu pola sturuktur yang tidak teratur. Sel-selnya sering menunjukkan truktur yang tidak normal.lesi-lesi pada tumor ganas biasanya tumbuh dengan cepat.
Dengan meningkatnya kecerdasan masyarakat, maka daya tangkap akan penerangan-penerangan melalui media masa menjadi lebih mantap, dan diharapkan masyarakat akan datang secara sadar untuk berkonsultasi dengan dokter atau pusat-usat kesehatan yang terdekat.
Klasifikasi tumor kulit dibagi menjadi tumor jinak, tumor prakanker dan tumor ganas.
Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinomasel basal(basalioma), karsinomasel squamosa, yang tergolong non melanoma dan melanoma maligna. Karsinomasel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar 800.000 orang menghidapi kanker ini setiap tahun. 75% kanker kulit adalah kansersel basal. Karsinoma sel skuamos pula didapati apa 200.000 orang Amerika setiap tahun. Melanoma adalah yang paling jarangdijumpai tetapi menyebabkan paling banyak kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000orang menghidapi melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiap tahun.
Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker nasional pertamamaupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwa keganasan kulit merupakan 3 besar di antara keganasan payudara dan leher rahim (serviks). Pada beberapa daerah sepertidi Medan malah menduduki tempat teratas.


1.2     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan tumor kulit jinak dan ganas?
2.  Apa etiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?
3.    Bagaimana patofisiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?
4.    Apa saja manifestasi klinis dari tumor kulit jinak dan ganas?
5.    Apa saja komplikasi dari tumor kulit jinak dan ganas?
6.      Bagaimana pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunujang dari tumor kulit jinak dan ganas?
7.    Bagaimana penatalaksanaan dari tumor kulit jinak dan ganas?
8.      Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan tumor kulit jinak dan ganas?

1.3     Tujuan Penulisan
1.3.1Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep tumor kulit jinak dan ganas serta asuhan keperawatannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa mengetahui dan memahami definisi dan etiologitumor kulit jinak dan ganas.
2.      Mahasiswa mmengetahui dan memahami patofisiologi dan manifestasi klinis dari tumor kulit jinak dan ganas.
3.      Mahasiswa mengetahui dan memahami komplikasi dan penatalaksanaan tumor kulit jinak dan ganas.
4.      Mahasiswa mengetahui dan memahami pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada tumor kulit jinak dan ganas.
5.      Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhankeperawatan pada klien dengan tumor kulit jinak dan ganas.

1.4     Manfaat Penulisan





BAB 2
KONSEP TEORI
2.1     Pengertian
Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel – sel dalam kulit ( sel-sel epidermis , melanosit ). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price Sylvia, 2006).

2.2     Anatomi & Fisiologi
          2.2.1 Anatomi
               Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit (integumen) mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh berikut turunannya termasuk kuku, rambut dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringatdan kelenjar mukosa.
               Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). Lapisan kulit terdiri atas :
a.    Epidermis (kulit ari)
Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama serat-serat kolagen ddan sedikit serat elastis. Kulit ari terdiri atas beberapa lapis sel dan tiap sel-sel berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis, lapisan tersebut terdiri atas :


1)    Stratum korneum (stratum corneum)
Lapisan ini terdiri atas banyak sel tanduk (keratinasi), gepeng, kering, dan tidak berinti. Zat tanduk merupakan keratinin lunak yang susunan kimianya berada dalam sel-sel keratin keras.
2)    Stratum lusidum (stratum lucidum)
Lapisan ini terdiri dari beberapa sel yang sangat gepeng dan bening.
3)    Stratum granulosum (stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
4)    Stratum spinosum (stratum spinosum)
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti terdapat di tengah dan sitoplasma berisi berkas-berkas serat yang terpaut pada desmosom (jembatan sel).
5)    Stratum malpigi (stratum malpighi)
Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang khas.
b.    Kulit jangat (Dermis)
Batas dermis sangat sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis (hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3 mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Kulit jangan terdiri atas serat-serat kolagen, serabut- serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin. Lapisan epidermis terdiri atas :
1)    Lapisan papil
Mengandung lekak-lekuk papila sehingga stratum malpighii juga ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar yang membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan stratum spongeosum.
2)    Lapisan retikulosa
Lapisan  ini mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen.
c.    Hipodermis
Lapisan  bawah kulit (fasia superfisialis)  yang terdiri atas jaringan pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Selain lapisan tersebut, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku, semua itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak dilapisan dermis yang terjadi atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLgghhyVbSJ5XGcq9PCb2bouTlbpicrzY_gFDIfUMCooPeduR5XmQxX-b0NYFTv0TJwxhS-jEtjBq9fEjYZlBrceErQrufMNoHnNYRXjV9zMo0LVMdM-6hzbNaB5HTvSRofsLnAsWBoGhd/s640/anat+kulit.jpg
2.2.2 Fisiologi
Kulit mengandung berbagai ujung sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak bermielin (selaput).
Fungsi kulit pada manusia antara lain :
a.       Fungsi proteksi : menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik.
b.      Fungsi absorbsi : kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut, tetapi cairan yang mudah menguap akan lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
c.       Fungsi ekskresi : kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa metabolisme) berupa Na, Cl, ureum, asam urat, dan amonia.
d.      Fungsi persepsi : kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis, rangsangan dingin oleh terjadi di dermis.
e.       Fungsi pengaturan suhu tubuh : kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.
f.       Fungsi pembentukan pigmen : terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit.
g.      Fungsi keratinasi : keratonosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi sel tanduk yang berumur ± 14-21 hari. Selain itu juga memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanisme fisiologis.
h.      Fungsi pembentukan Vit.D : pembentukan Vit.D berlangsung dengan mengubah dihidroksida kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

2.3     Klasifikasi  Tumor Kulit
1.    Tumor Jinak (Benigna)
a.   Kista. Kista pada kulit merupakan rongga berdinding epitel yang berisikan bahan cair atau padat.
1)    Kista epidermis (epidermoid) sering terjadi dan dapat dideskripsikan sebagai tumor yang menonjol, kenyal serta tumbuh lambat dan paling sering ditemukan di daerah wajah, leher, dada bagian atas serta punggung .
http://medicastore.com/images/Kista_Epidermis_%28Epidermal_Cysts%29.jpg
2)    Kista pilaris (kista  trichlemmal), yang mula-mula dinamakan kista sebasea, paling sering ditemukan pada kulit kepala. Kista ini ditampanya berasal dari folikel rambut bagian tengah dan dari sel-sel selubang luar rambut.
http://obatpenurunkolesteroltinggi.com/wp-content/uploads/2015/02/KP-300x197.jpg

b.   Keratosis seborea. Tumor ini merupakan lesi benigna yang menyerupai veruka dengan berbagai ukuran dan warna, yang bervariasi dari warna coklat cerah hingga hitam. Kista seboreika biasanya terdapat pada muka, bahu, dada serta punggung, dan merupakan tumor kulit yang paling sering terlihat pada orang-orang usia baya dan lansia. Kista tersebut mungkin secara kosmetik tidak dapat di toleransi oleh pasien, dan keratosis yang berwarna hitam dapat di diagnosa secara keliru sebagai melanoma maligna. Terapinya adalah pengangkatan jaringan tumor dengan cara eksisi, elektrokauter dan kuretase, atau dengan menggunakan karbon dioksida atau nitrogen cair.
https://obatkeratosisseboroik.files.wordpress.com/2015/01/keratosis-seboroik.jpg

c.   Keratosis aktinika merupakan lesi kulit pramalignan yang tumbuh pada daerah tubuh yang terkena sinar matahari terus-menerus. Keratosis ini tampak sebagai bercak-bercak yang kasar, bersisik dengan eritema dibaliknya. Lesi ini secara berangsur-angsur dapat berubah bentuk menjadi karsinoma sel skuamosa kulit.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0OtPUlgffO-zgXyi_XyW3-DCagqpXNgMkLT9UfM9AKzoPgESP1SBQwO59l1StuQ_mGaKTL-zwAfhIdJfEGDhRn8G7tlAgLRZU6OnIWXCefey8c29pUQqxARgtvpINsBix9s5nciPwl4r4/s1600/Unknown-12.jpeg
d.    Veruka (kutil, wart). Veruka merupakan tumor kulit yang sering ditemukan dan disebabkan oleh infeksi virus human papilloma yang tergolong kedalam kelompok virus DNA. Semua kelompok usia dapat terkena, kendati keadaan ini paling sering ditemukan diantara usia 12 dan 16 thn. Ada banyak tipe veruka. Biasanya veruka merupakan kelainan yang asimtomatik, kecuali kalau terjadi pada daerah yang menahan beban tubuh seperti telapak kaki. Veruka dapat diterapi dengan sinar laser yang diarahakan secara local, nitrogen air, plester asam salisilat, elektrokauter atau dengan larutan canthridin.
http://static.newworldencyclopedia.org/3/36/Dornwarzen.jpg
e.    Veruka venereal. Veruka yang terjadi didaerah genital dan perianal ini dikenal sebagai condyloma acumminata dan ternyata ditularkan lewati hubungan seks. Jenis veruka ini dapat diterapi dengan larutan podofilin dalam tingtura benzoin yang diolesakan pada veruka dan kemudian dibasuh. Bentuk terapi lainnya mencakup nitrogen cair, bedah beku, bedah electron dan kuretase.
http://segerwarase123.blogdetik.com/files/2014/06/763b86a1852d26f035143fcc14ca634d_kuda.png
f.    Angioma  (tanda lahir). Tanda lahir merupakan tumor vasikuler benigna yang melibatkan kulit dan jaringan subkutan. Tumor ini dapat ditemukan sebagai bercak yang datar dan berwarna merah, ungu (angioma portwine) atau lesi noduler yang menonjol dan berwarna merah terang (angioma strobery). Angioma yang disebutkan terakhir ini memiliki kecenderungan untuk mengalami involusi yang spontan . sebaliknya ,angioma portwine biasanya akan bertahan tanpa batas waktu. Sebagian pasien menggunakan kosmetik penutup ( covermark atau dermablend ) untuk menyamarkan cacat tersebut . Sinar laser argon kini digunakan untuk menghilangkan berbagai angioma dengan keberhasilan tertentu.

g.   Nevus pigmentosus (mola). Mola merupakan tumor kulit yang sering ditemukan dengan berbagai ukuran dan warna yang berkisar dari coklat kekuningan hingga hitam. Tumor ini dapat berupa lesi berbentuk macula yang datar atau nodul atau papula yang menonjol dan kadang-kadang berisi rambut, sebagian besar nevus pigmentosus merupakan lesi yang tidak berbahaya kendati demikian, pada kasus-kasus yang jarang dijumpai dapat terjadi perubahan maligna dan pada lokasi nevus tumbuh melanoma. Sebagian pakar merasa bahwa semua mola congenital harus di angkat karena insidensi perubahan malignanya yang tinggi. Nevus yang memperlihatkan perubahan warna atau ukuran , atau yang menjadi nevus yang symptomatic (gatal) atau yang tepinya ireguler harus diangkat untuk menentukan apakah sudah terjadi perubahan malignant.
h.    Keloid. Keloid merupakan pertumbuhan benigna jaringan fibrosa yang berlebihan pada lokasi sikatrik atau trauma. Keloid lebih sering dijumpai diantara orang-orang berkulit gelap. Keadaan ini bersifat asimtomatik kendati dapat menyebabkan masalah kosmetika dan cacat fisik. Terapinya yang selalu tidak berhasil dengan memuaskan terdiri atas eksisi keloid, penyuntikan kortikosteroid intralesi dan radiasi.

i.      Dermatofibroma. Dermatofibroma merupakan tumor benigna jaringan ikat yang sering dijumpai dan terutama terjadi pada ekstremitas. Tumor ini berupa papula atau nodul berbentuk kubah yang dapat berubah warna seperti warna kulit atau berwarna coklat kemerahan. Biopsy eksisional dermatofibroma merupakan metode terapi yang dianjurkan.
http://doctorv.ca/wp-content/uploads/2013/02/20dermatofibroma.jpg

j.     Neurofibromatosis ( penyakit von Recklinghausen ).
Neuro fibromatosis merupakan kelainan herediter yang bermanifestasi dalam bentuk bercak-bercak berpigmen ( macula café-au-lait ), bercak coklat di daerah aksila dan neurofibromatosis kutaneus yang ukurannya bervariasi. Perubahan pertumbuhan dapat pula terjadi pada system saraf, otot tulang. Degenerasi malignan neurofibroma dapat dijumpai pada sebagian pasien.

2.    Tumor Ganas
a.    Karsinoma sel basal (Basalioma)
Karsinoma sel basal adalah kanker kulit yang paling sering ditemukan berasal dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimEDeD_PtfVBVCGorI8_ZiGTn3x79Q9idsjCEJ3CGnVQBdI9znUj8i455Zcmd_IpXx6G5TJq08CldC3Upb929UtrQUzhhWzc4a6lskJg3ODREoIrjLLo-aCXWiIiWuiaarjFP8ttcFOmg/s1600/kanker-kulit.jpeg
1)   Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi ada faktor yang menjadi predisposisi terjadi basalioma.
a)    Spectrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang memiliki panjang gelombang yang berkisar antara 280 sampai 320 nm. Spectrum ini terutama bertanggung jawab dalam membakar dan membuat kulit menjadi coklat.
b)    Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup didalam kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat terlentang terhadap kerusakan pada sinar matahari. Orang yang paling beresiko itu adalah yang berkulit cerah, bermata biru, berambut merah yang nenek moyangnya berdarah celtic, atau dengan warna kulit yang merah muda atau cerah disamping orang yang sudah lama terkena matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat kekuningan.
c)    Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat zat kimia tertentu (senyawa arsen, nitrat, batu bara, teraspal serta parafin).
d)    Xeroderma pigmen tosum: penyakit ini merupakan penyakit resesif autosomal yang menjadi predisposisi penuaan pada kulit, dimulai dengan perubahan pigmen
e)    Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker kulit setelah 20 sehingga 40 tahun kemudian.

2)  Patofisiologi
Karsinoma sel basal biasanya dimulai sebagai nodul kecil seperti lilin dengan tepi yang tergulung, translusen dan mengkilap, pembuluh darah yang mengalami telangiektasia dapat dijumpai. Dengan tumbuhnya karsinoma akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya dan terdapat pembentukan krusta. Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi dan erosi jaringan yang saling menyatu. Karsinoma ini jarang bermetastase, tetapi rekurensi sering terjadi. Lesi yang diabaikan dapat menyebabkan kehilangan hidung, telinga, atau bibir.

3)   Manifestasi Klinis
a)    Tumor berawal sebagai benjolan licin yang sangat kecil (nodul) dan tumbuh sangat lambat.
b)    Pada bagian tengah nodul bisa terbentuk tukak atau keropeng.
c)    Kadang kanker tumbuh mendatar dan tampak seperti jaringan
d)    Batas pinggir kanker kadang tampak memutih.
e)    Kanker bisa mengalami perdarahan dan membentuk keropeng lalu sembuh, sehingga penderita menduganya sebagai luka dan bukan kanker.
f)     Sebetulnya pergantian antara perdarahan dan penyembuhan ini merupakan ciri yang khas untuk karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa
4)    Penatalaksanaan Medis
Kuret dengan alat diseksi lisrtik, scalpel, radiasi, bedah dengan bahan kimia, dan bedah beku. Kanker sel basah dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan scalpel atau alat diseksi listrik dan kuret setelah dilakukan biopsi untuk memastika diagnostic. Terapi sinar rontgen boleh diberikan pada penderita telah berusia 60 sampai 70 thn dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata , daun telinga , atau bibir .pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta sering kambuh , terutama disekitar telinga lipat nasolabial, dan mata .

b.    Karsinoma sel skuamosa (Skuamosa)
Karsinoma sel skuamosa ( SCC ) kulit adalah bentuk paling umum kedua dari kanker kulit menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma sel skuamosa merupakan poliferasi malignan yang timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel skuamosa sering muncul pada kulit yang rusak karena terkena sel matahari dan individu lanjut usia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrMiuE63QEtfSKlZh8ZydltP4_1Oql8KJEiVZ2umeW1cOGXi826rCG9mOGjNYeV1zjZlKn4-3r2aR9o_X0SQfjHm_cZMDy0OaZOMDs5N7fkh15iolQQvlFDcMtxa9GTdEjJEUOi62kFdfc/s1600/Squamous-cell-carcinoma.jpg
1)    Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang terkait dengan perkembangan karsinoma sel skuanoma, meliputi hal-hal berikut ini :
a.       Usia lebih tua dari 50 tahun
b.      Jenis kelamin laki-laki
c.       Kulit putih terang; rambut pirang atau coklat terang; mata hijau, biru, atau abu-abu
d.      Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari (jenis Fitzpatrick l dan ll)
e.       Geografi (lebih dekat ke khatulistiwa).
f.       Paparan sinar UV matahari dengan kumulatif tinggi.
g.      Paparan karsinogen kimia (misalnya: arsen, tar )
h.      Imunosupresi kronis
i.        Kondisi bekas luka kronis

2)    Patofisiologi
Squamous cell carcinoma  ( SCC ) adalah tumor ganas pada keratinosit epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi de novo (tidak adanya lesi precursor), namun beberapa karsinoma skuamosa berasal dari matahari yang di sebabkan oleh lesi prakanker dikenal sebagai keratosis actinic. Pasien dengan keratosis actinic multiple memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk mengembangkan karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang mampu infiltrasi pertumbuhan local, menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan metastasis jauh, paling sering ke paru-paru.

3)    Manifestasi Klinis
a)    Karsinoma sel skuamosa berawal sebagai daerah kemerahan yang bersisik dengan permukaan berkeropeng yang tidak kunjung sembuh.
b)    Kemudian tumor akan tumbuh menonjol, kadang permukaannya menyerupai kutil.
c)    Kadang terlihat seperti sebuah luka terbuka dan tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya.

4)    Penatalaksanaan Medis
a)    Eksisi bedah
Tujuannya adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Dengan cara ini, jaringan parut yang terbentuk tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, kendati biasanya meliputi rasio panjang terhadap lebar yaitu 3:1.  Memadainya eksisi dengan pembedahan dipastikan melalui evaluasi mikroskopik terhadap potongan-potongan specimen.
Apabila tumornya berukuran besar, pembedahan rekontruksi dengan menggunakan skin flup atau graf kulit mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup lapis demi lapis untuk memperbesar efek kosmetika. Perban tekan dipasang pada luka untuk penyangga. Infeksi jarang di jumpai sesudah tindakan eksisi yang sederhana jika tindakan aseptic bedah yang benar tetap dipertahankan selama dan sesudah operasi.
b)    Terapi radiasi
Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di dekat struktur yang vital. Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien berusia lanjut karena perubahan pada sinar x dapat terlihat sesudah  5-10 thn kemudian dan perubahan malignan pada sikatrik dapat di timbulkan oleh sinar x setelah 15-30 thn kemudian.
c)    Kemoterapi
Formulasi kemoterapi topical dari 5- fluorouracil (5-FU) digunakan untuk pengobatan atinik keratosis dan dangkal karsinoma sel basal. Karsinoma sel skuamosa infasif tidak harus ditangani dengan kemoterapi topical.

c.    Melanoma Maligna
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen yang terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan di mata, telinga, saluran pencernaan, leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian kanker kulit diseluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian.
http://healthur.com/wp-content/uploads/2011/03/malignant-melanoma.jpg
1)    Etiologi
Umumnya tidak diketahui tetapi sinar ultra violet paling dicurigai sebagai melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak-bercak, kecoklatan pada kulitnya.

2)    Patofisiologi
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun. Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar.
3)    Manifestasi klinis
a)         Lesi berwarna seperti lebih terang atau lebih gelap
b)        Gatal
c)         Perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata
d)        Membentuk tukak
e)         Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan, kepala/leher, ektremitas atas, kuku. Manifestasi secara spesifik adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang berubah, seperti:
a)    perubahan dalam warna
b)    perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
c)    timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)
d)    terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
e)    perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
f)     berkembangnya lesi satelit
Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat mengevaluasi setiap lesi berpigmen, yaitu
a)    Asimetri
b)    Border irregularity
c)    Color variegation
d)    Diameter yang lebih dari 6 mm

4)    Penatalaksanaan Medis
Pendekatan terapeutik untuk melanoma maligna bergantung pada taraf invasi dalamnya lesi. Tindakan eksisi merupakan terapi yang terpilih bagi lesi yang kecil dan superficial.
a)    Bedah Elektro
Bedah elektro merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik.
b)    Bedah Beku
Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Lokasi yang menjalani bedah beku ini akan melunak secara alami serta mengalami gelatinisasi dan sembuh spontan.

c)    Pembedahan Mikrografik Moh
Pembedahan mikrografik merupakan metode pembedahan untuk mengangkat lesi kulit yang malignan; metode ini paling akurat dan paling menyelamatkan jaringan normal.
Untuk lesi yang lebih dalam membutuhkan eksisi  lokal yang luas dan sesudah itu diperlukan graft kulit. Diseksi kelenjar limfe regional umumnya dilakukan untuk menyingkirkan metastasis.







2.4         Pemeriksaan Diagnostik
1.    Hasil biopsy
Memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara eksisi akan mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invasi dan ketebalan lesi. Spesimen biopsi yang mencakup jaringan normal sebesar  1 cm  dari bagian tepinya dan bagian jaringan lemak subkutan yang ada dibawahnya sudah cukup untuk menentukan stadium melanoma, yang bisa melanoma in situ atau melanoma noninvasive yang dini.
2.    Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung sel darah yang lengkap, tes faal hepar dan pemeriksaan  CT scan atau radionukleida biasanya diminta dokter kalau terdapat kecurigaan ke arah kelainan metastatic.
3.    Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal lesi melebihi 4 mm. metastasis pada melanoma cenderung terjadi pada tulang, hepar, paru-paru, lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe.



















BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1         Pengkajian
A.    Anamneses
B.     Tanda-tanda Vital
C.     Aktivitas Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
D.     Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur
E.     Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
F.      Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
G.    Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
H.    Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan rumah

3.2     Diagnosa Keperawatan
1.       Nyeri berhubungan dengan pembedahan
2.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan
3.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit
4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topical.

3.3         Rencana Keperawatan
1.      Nyeri Akut berhubungan dengan pembedahan
NOC : Pain Level, Pain control, Comfort level
1)      Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2)      Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3)      Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4)      Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC :
Manajemen nyeri :
1)      Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2)      Observasi  reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
3)      Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
4)      Berikan lingkungan yang tenang
5)      Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
6)      Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
7)      Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
8)      Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :
1)      Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
2)      Cek riwayat alergi.
3)      Monitor tanda-tanda vital.
4)      Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
5)      Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.

2.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan.
NOC Tissue Integrity : Skin and Mucous Membrane
1)      Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
2)      Tidak ada luka/lesi pada kulit
3)      Perfusi jaringan baik
4)      Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
5)      Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC : Pressure Management
1)      Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
2)      Hindari kerutan padaa tempat tidur
3)      Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4)      Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
5)      Monitor kulit akan adanya kemerahan
6)      Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
7)      Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
8)      Monitor status nutrisi pasien

3.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit
NOC :Citra tubuh
1)        Gambaran internal tubuh
2)        Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubuh
3)        Kepuasan penampilan tubuh
4)        Pengaturan penampilan fisik tubuh
5)        Pengaturan perubahan fungsi tubuh
NIC : Perbaikan Citra Tubuh
1)        Kaji dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan perkembangannya.
2)        Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi akibat penyakit dan pembedahan.
3)        Bantu pasien memelihara perubahan tubuh
4)        Bantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari perasaan yang berharga
5)        Bantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang sama penampilan tubuh.
6)        Monitor pandangan diri secara berkala
7)            Monitor apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh
8)            Monitor pernyataan tentang persepsi identitas diri sehubungan dengan bagian tubuh dan berat badan
4.  Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topical.
NOC : Kowlwdge : disease process, Kowledge : health Behavior
1)            Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
2)            Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benarv  Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
NIC : Teaching : disease Process
1)            Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2)            Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3)            Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4)            Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5)            Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6)            Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7)            Hindari harapan yang kosong
8)            Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9)            Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10)        Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11)        Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
12)        Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
13)        Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepa
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran