BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Tumor kulit merupakan salah dari
beberapa jenis tumor pada manusia yana dapat diikuti secara dini karena dapat
dilihat dan diraba sejak permulaan. Pengawasan dan penemuan tumor kulit dapat
dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan
pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus soal tumor melalui
media masa (radio, tv, surat kabar dan lain-lain) dan peningkatan kecerdasan
masyarakat pada umumnya.
Tumor ganas kulit merupakan hal yang
lazim terjadi di beberapa negara dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat.
Tumor ganas biasanya memperlihatkan suatu pola sturuktur yang tidak teratur.
Sel-selnya sering menunjukkan truktur yang tidak normal.lesi-lesi pada tumor
ganas biasanya tumbuh dengan cepat.
Dengan meningkatnya kecerdasan
masyarakat, maka daya tangkap akan penerangan-penerangan melalui media masa
menjadi lebih mantap, dan diharapkan masyarakat akan datang secara sadar untuk
berkonsultasi dengan dokter atau pusat-usat kesehatan yang terdekat.
Klasifikasi tumor kulit dibagi
menjadi tumor jinak, tumor prakanker dan tumor ganas.
Jenis
tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinomasel
basal(basalioma), karsinomasel squamosa, yang tergolong non melanoma dan
melanoma maligna. Karsinomasel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar
800.000 orang menghidapi kanker ini setiap tahun. 75% kanker kulit adalah
kansersel basal. Karsinoma sel skuamos pula didapati apa 200.000 orang
Amerika setiap tahun. Melanoma adalah yang paling jarangdijumpai tetapi
menyebabkan paling banyak kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000orang
menghidapi melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiap
tahun.
Khusus
keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker nasional
pertamamaupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwa keganasan
kulit merupakan 3 besar di antara keganasan payudara dan leher rahim
(serviks). Pada beberapa daerah sepertidi Medan malah menduduki tempat teratas.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan tumor kulit jinak dan ganas?
2. Apa etiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor
kulit jinak dan ganas?
4. Apa saja manifestasi klinis dari
tumor kulit jinak dan ganas?
5. Apa saja komplikasi dari tumor
kulit jinak dan ganas?
6. Bagaimana pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunujang dari tumor kulit jinak dan ganas?
7. Bagaimana
penatalaksanaan dari tumor kulit jinak dan ganas?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan
tumor kulit jinak dan ganas?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.3.1Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang
konsep tumor kulit jinak
dan ganas serta asuhan keperawatannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui dan
memahami definisi dan etiologitumor kulit jinak dan ganas.
2. Mahasiswa mmengetahui dan memahami patofisiologi dan manifestasi
klinis dari tumor kulit jinak dan ganas.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami
komplikasi dan penatalaksanaan
tumor kulit jinak dan ganas.
4. Mahasiswa mengetahui dan
memahami pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada tumor kulit jinak dan ganas.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami asuhankeperawatan
pada klien dengan tumor kulit jinak dan ganas.
1.4 Manfaat
Penulisan
BAB 2
KONSEP TEORI
2.1 Pengertian
Tumor kulit adalah suatu benjolan
yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel – sel dalam kulit ( sel-sel
epidermis , melanosit ). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor
ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan
subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
Tumor Kulit adalah tumor yang
terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis, dan melanosit.
Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam
epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price Sylvia, 2006).
2.2 Anatomi
& Fisiologi
2.2.1 Anatomi
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi
seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit
(integumen) mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh berikut turunannya
termasuk kuku, rambut dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat
pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit
berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada
permukaan kulit bermuara kelenjar keringatdan kelenjar mukosa.
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh
dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan
epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis
(kulit dalam). Lapisan kulit terdiri
atas :
a.
Epidermis (kulit ari)
Lapisan paling luar terdiri atas
lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan
sel melanosit. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama serat-serat
kolagen ddan sedikit serat elastis. Kulit ari terdiri atas beberapa lapis sel
dan tiap sel-sel berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis,
lapisan tersebut terdiri atas :
1)
Stratum korneum (stratum corneum)
Lapisan ini terdiri atas banyak sel
tanduk (keratinasi), gepeng, kering, dan tidak berinti. Zat tanduk merupakan
keratinin lunak yang susunan kimianya berada dalam sel-sel keratin keras.
2)
Stratum lusidum (stratum lucidum)
Lapisan ini terdiri dari beberapa
sel yang sangat gepeng dan bening.
3)
Stratum granulosum (stratum
granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis
sel poligonal yang agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma berisi
butiran (granula) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
4)
Stratum spinosum (stratum spinosum)
Lapisan ini terdiri atas banyak
lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti terdapat di tengah dan
sitoplasma berisi berkas-berkas serat yang terpaut pada desmosom (jembatan
sel).
5)
Stratum malpigi (stratum malpighi)
Unsur-unsur lapis taju yang
mempunyai susunan kimia yang khas.
b.
Kulit jangat (Dermis)
Batas dermis sangat sukar ditentukan
karena menyatu dengan lapisan subkutis (hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3
mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen
jaringan pengikat. Kulit jangan terdiri atas serat-serat kolagen, serabut-
serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin. Lapisan epidermis terdiri atas
:
1)
Lapisan papil
Mengandung lekak-lekuk papila
sehingga stratum malpighii juga ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan
pengikat longgar yang membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan stratum
spongeosum.
2)
Lapisan retikulosa
Lapisan ini mengandung jaringan pengikat rapat dan
serat kolagen.
c.
Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang terdiri atas jaringan pengikat longgar,
komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Selain lapisan tersebut,
kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku, semua itu
disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak dilapisan dermis yang terjadi
atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula
sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut)
dan yang di atas kulit (batang rambut).
2.2.2 Fisiologi
Kulit mengandung berbagai ujung
sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak bermielin (selaput).
Fungsi kulit pada manusia antara
lain :
a. Fungsi proteksi : menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisik.
b. Fungsi absorbsi : kulit yang sehat tidak mudah
menyerap air dan larut, tetapi cairan yang mudah menguap akan lebih mudah
diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
c. Fungsi ekskresi : kelenjar kulit mengeluarkan zat yang
tidak berguna (zat sisa metabolisme) berupa Na, Cl, ureum, asam urat, dan
amonia.
d. Fungsi persepsi : kulit mengandung ujung-ujung saraf
sensorik di dermis dan subkutis untuk merangsang panas yang diterima oleh
dermis dan subkutis, rangsangan dingin oleh terjadi di dermis.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh : kulit berperan
mengeluarkan keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.
f. Fungsi pembentukan pigmen : terletak pada lapisan
basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit.
g. Fungsi keratinasi : keratonosit melalui proses
sintesis dan generasi menjadi sel tanduk yang berumur ± 14-21 hari. Selain itu
juga memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanisme fisiologis.
h. Fungsi pembentukan Vit.D : pembentukan Vit.D
berlangsung dengan mengubah dihidroksida kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari.
2.3 Klasifikasi Tumor Kulit
1.
Tumor Jinak (Benigna)
a. Kista. Kista pada kulit merupakan rongga berdinding epitel
yang berisikan bahan cair atau padat.
1)
Kista epidermis (epidermoid) sering
terjadi dan dapat dideskripsikan sebagai tumor yang menonjol, kenyal serta
tumbuh lambat dan paling sering ditemukan di daerah wajah, leher, dada bagian
atas serta punggung .
2)
Kista pilaris (kista trichlemmal), yang mula-mula dinamakan kista
sebasea, paling sering ditemukan pada kulit kepala. Kista ini ditampanya
berasal dari folikel rambut bagian tengah dan dari sel-sel selubang luar
rambut.
b. Keratosis seborea. Tumor ini merupakan lesi benigna yang menyerupai
veruka dengan berbagai ukuran dan warna, yang bervariasi dari warna coklat
cerah hingga hitam. Kista seboreika biasanya terdapat pada muka, bahu, dada
serta punggung, dan merupakan tumor kulit yang paling sering terlihat pada
orang-orang usia baya dan lansia. Kista tersebut mungkin secara kosmetik tidak
dapat di toleransi oleh pasien, dan keratosis yang berwarna hitam dapat di
diagnosa secara keliru sebagai melanoma maligna. Terapinya adalah pengangkatan
jaringan tumor dengan cara eksisi, elektrokauter dan kuretase, atau dengan
menggunakan karbon dioksida atau nitrogen cair.
c. Keratosis aktinika merupakan lesi kulit pramalignan yang tumbuh pada
daerah tubuh yang terkena sinar matahari terus-menerus. Keratosis ini tampak
sebagai bercak-bercak yang kasar, bersisik dengan eritema dibaliknya. Lesi ini
secara berangsur-angsur dapat berubah bentuk menjadi karsinoma sel skuamosa
kulit.
d. Veruka (kutil, wart). Veruka merupakan tumor kulit yang sering ditemukan
dan disebabkan oleh infeksi virus human papilloma yang tergolong kedalam
kelompok virus DNA. Semua kelompok usia dapat terkena, kendati keadaan ini
paling sering ditemukan diantara usia 12 dan 16 thn. Ada banyak tipe veruka.
Biasanya veruka merupakan kelainan yang asimtomatik, kecuali kalau terjadi pada
daerah yang menahan beban tubuh seperti telapak kaki. Veruka dapat diterapi
dengan sinar laser yang diarahakan secara local, nitrogen air, plester asam
salisilat, elektrokauter atau dengan larutan canthridin.
e. Veruka venereal. Veruka yang terjadi didaerah genital dan perianal ini
dikenal sebagai condyloma acumminata dan ternyata ditularkan lewati hubungan
seks. Jenis veruka ini dapat diterapi dengan larutan podofilin dalam tingtura
benzoin yang diolesakan pada veruka dan kemudian dibasuh. Bentuk terapi lainnya
mencakup nitrogen cair, bedah beku, bedah electron dan kuretase.
f. Angioma (tanda lahir). Tanda lahir merupakan tumor vasikuler benigna yang
melibatkan kulit dan jaringan subkutan. Tumor ini dapat ditemukan sebagai
bercak yang datar dan berwarna merah, ungu (angioma portwine) atau lesi noduler
yang menonjol dan berwarna merah terang (angioma strobery). Angioma yang
disebutkan terakhir ini memiliki kecenderungan untuk mengalami involusi yang
spontan . sebaliknya ,angioma portwine biasanya akan bertahan tanpa batas
waktu. Sebagian pasien menggunakan kosmetik penutup ( covermark atau dermablend
) untuk menyamarkan cacat tersebut . Sinar laser argon kini digunakan untuk
menghilangkan berbagai angioma dengan keberhasilan tertentu.
g. Nevus pigmentosus (mola). Mola merupakan tumor kulit yang sering ditemukan
dengan berbagai ukuran dan warna yang berkisar dari coklat kekuningan hingga
hitam. Tumor ini dapat berupa lesi berbentuk macula yang datar atau nodul atau
papula yang menonjol dan kadang-kadang berisi rambut, sebagian besar nevus
pigmentosus merupakan lesi yang tidak berbahaya kendati demikian, pada
kasus-kasus yang jarang dijumpai dapat terjadi perubahan maligna dan pada
lokasi nevus tumbuh melanoma. Sebagian pakar merasa bahwa semua mola congenital
harus di angkat karena insidensi perubahan malignanya yang tinggi. Nevus yang
memperlihatkan perubahan warna atau ukuran , atau yang menjadi nevus yang
symptomatic (gatal) atau yang tepinya ireguler harus diangkat untuk menentukan
apakah sudah terjadi perubahan malignant.
h. Keloid. Keloid merupakan pertumbuhan benigna jaringan fibrosa
yang berlebihan pada lokasi sikatrik atau trauma. Keloid lebih sering dijumpai
diantara orang-orang berkulit gelap. Keadaan ini bersifat asimtomatik kendati
dapat menyebabkan masalah kosmetika dan cacat fisik. Terapinya yang selalu
tidak berhasil dengan memuaskan terdiri atas eksisi keloid, penyuntikan
kortikosteroid intralesi dan radiasi.
i. Dermatofibroma. Dermatofibroma merupakan tumor benigna jaringan ikat yang sering dijumpai
dan terutama terjadi pada ekstremitas. Tumor ini berupa papula atau nodul
berbentuk kubah yang dapat berubah warna seperti warna kulit atau berwarna
coklat kemerahan. Biopsy eksisional dermatofibroma merupakan metode terapi yang
dianjurkan.
j. Neurofibromatosis ( penyakit von Recklinghausen ).
Neuro fibromatosis merupakan kelainan
herediter yang bermanifestasi dalam bentuk bercak-bercak berpigmen ( macula
café-au-lait ), bercak coklat di daerah aksila dan neurofibromatosis kutaneus
yang ukurannya bervariasi. Perubahan pertumbuhan dapat pula terjadi pada system
saraf, otot tulang. Degenerasi malignan neurofibroma dapat dijumpai pada
sebagian pasien.
2.
Tumor Ganas
a. Karsinoma sel basal (Basalioma)
Karsinoma sel basal adalah kanker
kulit yang paling sering ditemukan berasal dari sel-sel epidermis sepanjang
lapisan basal.
1) Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui,
tetapi ada faktor yang menjadi predisposisi terjadi basalioma.
a)
Spectrum sinar matahari yang
bersifat karsinogenik adalah sinar yang memiliki panjang gelombang yang
berkisar antara 280 sampai 320 nm. Spectrum ini terutama bertanggung jawab
dalam membakar dan membuat kulit menjadi coklat.
b)
Orang yang tidak memproduksi
(pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup didalam kulit untuk melindungi
jaringan dibawahnya sangat terlentang terhadap kerusakan pada sinar matahari.
Orang yang paling beresiko itu adalah yang berkulit cerah, bermata biru,
berambut merah yang nenek moyangnya berdarah celtic, atau dengan warna kulit
yang merah muda atau cerah disamping orang yang sudah lama terkena matahari
tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat kekuningan.
c)
Para pekerja yang mengalami kontak
dengan zat zat kimia tertentu (senyawa arsen, nitrat, batu bara, teraspal serta
parafin).
d)
Xeroderma pigmen tosum: penyakit ini
merupakan penyakit resesif autosomal yang menjadi predisposisi penuaan pada
kulit, dimulai dengan perubahan pigmen
e)
Orang yang menderita sikatriks
akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker kulit setelah 20 sehingga
40 tahun kemudian.
2) Patofisiologi
Karsinoma sel basal biasanya dimulai
sebagai nodul kecil seperti lilin dengan tepi yang tergulung, translusen dan
mengkilap, pembuluh darah yang mengalami telangiektasia dapat dijumpai. Dengan
tumbuhnya karsinoma akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya dan terdapat pembentukan
krusta. Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi dan erosi jaringan yang saling
menyatu. Karsinoma ini jarang bermetastase, tetapi rekurensi sering terjadi.
Lesi yang diabaikan dapat menyebabkan kehilangan hidung, telinga, atau bibir.
3) Manifestasi Klinis
a)
Tumor berawal sebagai benjolan licin
yang sangat kecil (nodul) dan tumbuh sangat lambat.
b)
Pada bagian tengah nodul bisa
terbentuk tukak atau keropeng.
c)
Kadang kanker tumbuh mendatar dan
tampak seperti jaringan
d)
Batas pinggir kanker kadang tampak
memutih.
e)
Kanker bisa mengalami perdarahan dan
membentuk keropeng lalu sembuh, sehingga penderita menduganya sebagai luka dan
bukan kanker.
f)
Sebetulnya pergantian antara
perdarahan dan penyembuhan ini merupakan ciri yang khas untuk karsinoma sel
basal atau karsinoma sel skuamosa
4) Penatalaksanaan Medis
Kuret dengan alat diseksi lisrtik,
scalpel, radiasi, bedah dengan bahan kimia, dan bedah beku. Kanker sel basah
dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan scalpel atau alat
diseksi listrik dan kuret setelah dilakukan biopsi untuk memastika diagnostic.
Terapi sinar rontgen boleh diberikan pada penderita telah berusia 60 sampai 70
thn dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata , daun telinga , atau
bibir .pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker besar yang
berinfiltrasi serta sering kambuh , terutama disekitar telinga lipat
nasolabial, dan mata .
b. Karsinoma sel skuamosa (Skuamosa)
Karsinoma sel skuamosa ( SCC ) kulit adalah bentuk paling umum kedua dari
kanker kulit menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma sel skuamosa
merupakan poliferasi malignan yang timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel
skuamosa sering muncul pada kulit yang rusak karena terkena sel matahari dan
individu lanjut usia.
1) Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat beberapa
faktor resiko yang terkait dengan perkembangan karsinoma sel skuanoma, meliputi
hal-hal berikut ini :
a. Usia lebih tua dari 50 tahun
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Kulit putih terang; rambut pirang atau coklat terang;
mata hijau, biru, atau abu-abu
d. Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar
matahari (jenis Fitzpatrick l dan ll)
e. Geografi (lebih dekat ke khatulistiwa).
f. Paparan sinar UV matahari dengan kumulatif tinggi.
g. Paparan karsinogen kimia (misalnya: arsen, tar )
h. Imunosupresi kronis
i.
Kondisi bekas luka kronis
2)
Patofisiologi
Squamous cell carcinoma ( SCC )
adalah tumor ganas pada keratinosit epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel
skuamosa terjadi de novo (tidak adanya lesi precursor), namun beberapa
karsinoma skuamosa berasal dari matahari yang di sebabkan oleh lesi prakanker
dikenal sebagai keratosis actinic. Pasien dengan keratosis actinic multiple
memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk mengembangkan karsinoma sel
skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang mampu infiltrasi pertumbuhan local,
menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan metastasis jauh, paling sering
ke paru-paru.
3) Manifestasi Klinis
a) Karsinoma sel skuamosa berawal sebagai daerah kemerahan yang bersisik
dengan permukaan berkeropeng yang tidak kunjung sembuh.
b) Kemudian tumor akan tumbuh menonjol, kadang permukaannya menyerupai kutil.
c) Kadang terlihat seperti sebuah luka terbuka dan tumbuh ke dalam jaringan di
bawahnya.
4) Penatalaksanaan Medis
a) Eksisi bedah
Tujuannya adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Dengan cara ini,
jaringan parut yang terbentuk tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi
tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, kendati biasanya meliputi rasio
panjang terhadap lebar yaitu 3:1.
Memadainya eksisi dengan pembedahan dipastikan melalui evaluasi
mikroskopik terhadap potongan-potongan specimen.
Apabila tumornya berukuran besar, pembedahan rekontruksi dengan menggunakan
skin flup atau graf kulit mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup lapis demi
lapis untuk memperbesar efek kosmetika. Perban tekan dipasang pada luka untuk
penyangga. Infeksi jarang di jumpai sesudah tindakan eksisi yang sederhana jika
tindakan aseptic bedah yang benar tetap dipertahankan selama dan sesudah
operasi.
b) Terapi radiasi
Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan
daerah di dekat struktur yang vital. Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien
berusia lanjut karena perubahan pada sinar x dapat terlihat sesudah 5-10 thn kemudian dan perubahan malignan pada
sikatrik dapat di timbulkan oleh sinar x setelah 15-30 thn kemudian.
c) Kemoterapi
Formulasi kemoterapi topical dari 5- fluorouracil (5-FU) digunakan untuk pengobatan
atinik keratosis dan dangkal karsinoma sel basal. Karsinoma sel skuamosa
infasif tidak harus ditangani dengan kemoterapi topical.
c. Melanoma Maligna
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen yang terletak
terutama di kulit, tetapi juga ditemukan di mata, telinga, saluran pencernaan,
leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari
semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian kanker
kulit diseluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk
mengurangi kematian.
1) Etiologi
Umumnya tidak diketahui tetapi sinar ultra violet paling dicurigai sebagai
melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit
putih atau cerah, bermata biru, berambut merah atau pirang dengan
bercak-bercak, kecoklatan pada kulitnya.
2) Patofisiologi
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar
sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang
berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase),
dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit
pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk
menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit, akan lebih
mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan bisa
menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun. Perjalanan penyakit
melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan oleh
sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa
bertahan hidup selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar.
3) Manifestasi klinis
a)
Lesi berwarna seperti lebih terang atau lebih gelap
b)
Gatal
c)
Perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta
bertambah tebal, pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata
d)
Membentuk tukak
e)
Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma
maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka
kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi
dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan,
kepala/leher, ektremitas atas, kuku. Manifestasi secara spesifik adanya lesi
berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang berubah, seperti:
a) perubahan dalam warna
b) perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
c) timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)
d) terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
e) perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
f) berkembangnya lesi satelit
Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat mengevaluasi
setiap lesi berpigmen, yaitu
a) Asimetri
b) Border irregularity
c) Color variegation
d) Diameter yang lebih dari 6 mm
4) Penatalaksanaan Medis
Pendekatan terapeutik untuk melanoma maligna bergantung pada taraf invasi
dalamnya lesi. Tindakan eksisi merupakan terapi yang terpilih bagi lesi yang
kecil dan superficial.
a) Bedah Elektro
Bedah elektro merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan
dengan menggunakan energi listrik.
b) Bedah Beku
Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Lokasi yang
menjalani bedah beku ini akan melunak secara alami serta mengalami gelatinisasi
dan sembuh spontan.
c) Pembedahan Mikrografik Moh
Pembedahan mikrografik merupakan metode pembedahan untuk mengangkat lesi
kulit yang malignan; metode ini paling akurat dan paling menyelamatkan jaringan
normal.
Untuk lesi yang lebih dalam membutuhkan eksisi lokal yang luas dan sesudah itu diperlukan
graft kulit. Diseksi kelenjar limfe regional umumnya dilakukan untuk
menyingkirkan metastasis.
2.4
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Hasil biopsy
Memastikan diagnosis melanoma.
Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara eksisi akan mengungkapkan informasi
histologik mengenai tipe, taraf invasi dan ketebalan lesi. Spesimen biopsi yang
mencakup jaringan normal sebesar 1
cm dari bagian tepinya dan bagian
jaringan lemak subkutan yang ada dibawahnya sudah cukup untuk menentukan stadium
melanoma, yang bisa melanoma in situ atau melanoma noninvasive yang dini.
2.
Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung
sel darah yang lengkap, tes faal hepar dan pemeriksaan CT scan atau radionukleida biasanya diminta
dokter kalau terdapat kecurigaan ke arah kelainan metastatic.
3.
Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka
panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal lesi melebihi 4 mm. metastasis
pada melanoma cenderung terjadi pada tulang, hepar, paru-paru, lien, sistem
saraf pusat dan kelenjar limfe.
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
A. Anamneses
B. Tanda-tanda Vital
C. Aktivitas Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
D. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur
E. Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
Nyeri dada daerah karsinoma.
F. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
G. Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
H. Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan rumah
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan rumah
3.2 Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan
pembedahan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan insisi pembedahan
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
kecacatan karena penyakit
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topical.
3.3
Rencana Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan pembedahan
NOC : Pain
Level, Pain control, Comfort level
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3) Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
NIC :
Manajemen
nyeri :
1) Kaji nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2) Observasi reaksi nonverbal dari
ketidak nyamanan.
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
4) Berikan lingkungan yang tenang
5) Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
6) Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
7) Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
8) Monitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.
Administrasi
analgetik :
1) Cek program pemberian analogetik; jenis,
dosis, dan frekuensi.
2) Cek riwayat alergi.
3) Monitor tanda-tanda vital.
4) Berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri muncul.
5) Evaluasi efektifitas analgetik, tanda
dan gejala efek samping.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan insisi pembedahan.
NOC : Tissue Integrity : Skin and
Mucous Membrane
1) Integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
2) Tidak ada luka/lesi pada kulit
3) Perfusi jaringan baik
4) Menunjukkan pemahaman dalam proses
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
5) Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC : Pressure Management
1) Anjurkan pasien untuk menggunakan
pakaian yang longgar
2) Hindari kerutan padaa tempat tidur
3) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering
4) Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
setiap dua jam sekali
5) Monitor kulit akan adanya kemerahan
6) Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
derah yang tertekan
7) Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
8) Monitor status nutrisi pasien
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
kecacatan karena penyakit
NOC
:Citra tubuh
1)
Gambaran internal tubuh
2)
Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan
tubuh
3)
Kepuasan penampilan tubuh
4)
Pengaturan penampilan fisik tubuh
5)
Pengaturan perubahan fungsi tubuh
NIC :
Perbaikan Citra Tubuh
1)
Kaji dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan
perkembangannya.
2)
Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang
terjadi akibat penyakit dan pembedahan.
3)
Bantu pasien memelihara perubahan tubuh
4)
Bantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari
perasaan yang berharga
5)
Bantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi
yang sama penampilan tubuh.
6)
Monitor pandangan diri secara berkala
7)
Monitor apakah pasien melihat perubahan pada bagian
tubuh
8)
Monitor pernyataan tentang persepsi identitas diri
sehubungan dengan bagian tubuh dan berat badan
4. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi topical.
NOC : Kowlwdge : disease process, Kowledge : health Behavior
1)
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
2)
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benarv Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali
apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
NIC : Teaching : disease Process
1)
Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
tentang proses penyakit yang spesifik
2)
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3)
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
penyakit, dengan cara yang tepat
4)
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5)
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
tepat
6)
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat
7)
Hindari harapan yang kosong
8)
Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9)
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10)
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11)
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
12)
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
13)
Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepa
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran